Sunday, September 24, 2017

Vidio Sistem Pencernaan Pada Manusia

Vidio Sistem Pencernaan Pada Manusia dan Materinya




Sistem Pencernaan Pada Manusia Singkat dan Lengkap Jelas
Sistem pencernaan pada manusia - Salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup adalah makanan. Makanan dibutuhkan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi. Makanan yang dikonsumsi manusia hendaknya mengandung zat zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,mineral, dan air. Untuk menyerap gizi yang terkandung, makanan harus dicerna terlebih dahulu.perubahan makanan dari bentuk yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana disebut proses pencernaan makanan.

Sistem pencernaan pada manusia merupakan serangkaian proses untuk mengubah makanan dengan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi sederhana dengan bantuan enzim dan menyerap sari makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Terdapat beberapa organ yang bekerja untuk sistem pencernaan pada manusia diantaranya, rongga mulut, kerongkongan, lambung, pankreas, hati, usus, dan anus. Dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah yang membantu manusia mengunyah makanan menjadi lembut sehingga dapat ditelan. Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan proses pencernaan makanan dalam sistem pencernaan pada manusia.
Sistem Pencernaan Pada Manusia
Sistem Pencernaan Makanan Pada Manusia
Sistem pencernaan makanan adalah kesatuan alat-alat yang dilibatkan dalam proses pencernaan makanan. Sistem pencernaan manusia terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan meliputi beberapa organ, di antaranya sebagai berikut:
1. Mulut
Merupakan tempat dimulainya pencernaan makanan. Di mulut berlangsung dua jenis pencernaan, yaitu:
  • Pencernaan mekanik yang dilakukan oloh gigi dan lidah, berupa pengunyahan, pergerakan otot-otot lidah dan pipi untuk mencampur makanan dengan air ludah sebelum makanan ditelan.
  • Pencernaan secara kimia yang dilakukan oleh kelenjar ludah, yaitu pemecahan amilum menjadi maltosa.
A. Lidah 
Berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik, membantu proses mengunyah, menelan, membedakan bermacam rasa. Untuk mendukung fungsi mengenali rasa, pada permukaan lidah terdapat papilla-papila yang di dalamnya terdapat puting-puting pengecap rasa. Macam rasa yang dapat dibedakan oleh lidah adalah manis, asam, asin, dan pahit. Selain itu, lidah juga peka terhadap panas, dingin, dan tekanan.

B. Kelenjar Ludah 

Merupakan kelenjar penghasil ludah atau air liur (saliva) yang terdiri dari tiga pasang.
  • Kelenjar parotis berada di bawah telinga, yang berfungsi menghasilkan ludah berbentuk cair.
  • Kelenjar submandibularis berada di rahang bagian bawah, berfungsi menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
  • Kelenjar sublingualis berada di bawah lidah, berperan menghasilkan getah yang mengandung air dan lender.
Ludah dalam pencernaan makanan berperan untuk memudahkan dalam menelan makanan dengan cara membasahi dan melumasi makanan. Ludah mengandung enzim ptyalin (amylase) yang berperan mengubah zat karbohidrat (amilum) menjadi maltose (gula sederhana). Enzim ptyalin akan berfungsi maksimal jika berada pada pH 6,8-7 dan pada suhu 37°C.

C. Gigi 

Berfungsi untuk memotong dan mengoyak makanan yang masuk ke mulut (sebagai alat pencernaan mekanik). Tujuan makanan dipotong dan dikoyak menjadi lebih kecil agar mudah untuk dicerna oleh lambung. Perkembangan gigi dimulai saat anak berusia sekitar enam bulan. Gigi yang pertama kali tumbuh disebut gigi susu. Selanjutnya, pada usia 6-14 tahun gigi susu akan diganti menjadi gigi sulung, selanjutnya akan berkembang menjadi gigi tetap.

Gigi susu terdiri dari 4 gigi geraham belakang, 2 gigi taring dan 4 gigi seri pada rahang atas. Pada rahang bawah terdiri dari 4 gigi geraham belakang, 2 gigi seri dan 4 gigi seri. Gigi tetap memiliki rumusan 6 gigi geraham belakang, 4 geraham depan, 2 gigi taring, dan 4 gigi seri pada masing-masing rahang, baik rahang atas maupun rahang bawah.
2. Lambung
Setelah makanan dikunyah di dalam mulut selanjutnya dibawa ke lambung melalui kerongkongan. Makanan dapat turun ke lambung atas bantuan kontraksi otot-otot kerongkongan tersebut. Selama di lambung, makanan akan diproses secara kimiawi menggunakan enzim-enzim pencernaan, diantaranya:
  • Renin, zat renin ini hanya dimiliki oleh bayi yang fungsinya untuk mengendapkan protein susu dari air susu ibu (ASI).
  • Pepsin, zat yang satu ini fungsinya untuk memecah protein menjadi pepton.
  • Asam Klorida (HCI), fungsinya untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
  • Lipase, zat lipase fungsinya untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Usus 12 Jari
Makanan diproses dalam lambung sekitar 3-4 jam, setelah itu dibawa menuju usus 12 jari dan akan dicerna dengan bantuan enzim-enzim dari pankreas. Disamping itu juga terdapat empedu yang dihasilkan oleh hati fungsinya untuk mengemulsikan lemak kemudian dialirkan ke usus 12 jari. 
4. Usus Halus
Setelah itu makanan dibawa ke usus halus untuk diserap kandungannya, seperti lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Sedangkan vitamin dan mineral dapat langsung diserap oleh usus halus tanpa dicerna.
4. Usus Besar
Kemudian makanan yang tidak dicerna usus halus akan menuju usus besar dan menjadi fases. Air yang masih ada dalam usus besar akan diserap kembali ke usus besar.
5. Anus
Sisa makanan yang tidak diserap akan dibuang melalui anus.




BELAJAR ITU INDAH

Paste it into the HTML of https://supricever.blogspot.com, between the and tags

Vidio Sistem Pernapasan ( rispirasi ) pada manusia

vidio proses sistem pernapasan ( rispirasi ) pada manusia / artikel lengkap

Belajar adalah investasi berharga untuk masa depan dan tidak seperti harta yang suatu saat bisa habis."

ipt -->
>

Sunday, September 17, 2017

Makalah sistem saraf / nervus / supriadi

SISTEM SARAF/NERVUS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Saraf” ini dengan lancar. Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembawah mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan.Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pembawah matakuliah “Struktur Perkembangan Hewan” atas bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah, juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik 

DADTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A.    LATAR BELAKANG.................................................................................................
B.     RUMUSAN MASALAH.............................................................................................
C.    TUJUAN PENULISAN...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
A.    PENGERTIAN SISTEM SARAF..............................................................................
B.     BAGIAN-BAGIAN SARAF DAN STRUKTUR BAGIAN SARAF.......................
C.    KLASIFIKASI SARAF ..............................................................................................
D.    FUNGSI SISTEM SARAF..........................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................
A.    KESIMPULAN............................................................................................................
B.     SARAN..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA


BAB 1
                                                   PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur-jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi. Pematangan sistem saraf melibatkan banyak proses “pakailah, jika tidak akan hilang”. Setelah sistem saraf terbentuk matang, tetap terjadi modifikasi. Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.



B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem saraf?
2.      Sebutkan bagian-bagian saraf dan struktur bagian saraf?
3.      Apa itu klasifikasi sistem saraf?
4.      Apa fungsi sistem saraf?
C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui apa itu sistem saraf.
2.      Dapat menyebutkan bagian-bagian saraf dan sturuktur bagian saraf.
3.      Untuk mengetahui apa itu klasifikasi sistem saraf .
4.      Untuk mengetahui fungsi sistem saraf.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SISTEM SARAF
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang  mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam  kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.


B.     BAGIAN SARAF DAN STRUKTUR BAGIAN SARAF
1.      Berdasarkan bentuknya sel saraf terdiri dari
a.       Badan Sel
Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.
b.       Dendrit
Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.
c.       Akson
Akson dikenal sebagai neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan perjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Benang-benang halus yang terdapat dalam neurit dikenal sebagai neurofibril yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari resiko kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin dapat disebut dengan nodus ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat jalannya rangsangan.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.

2.      Berdasarkan Struktur dan fungsi
a.       Sel saraf sensori
Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron
sensorik berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

b.       Sel saraf motor

Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. . Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

c.       Sel saraf intermediet (Neuron konektor)
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

3.      Struktur Sel Saraf
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel kejaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Gambar : Struktur Sel Saraf



C.    KLASIFIKASI SISTEM SARAF
Susunan sistem saraf tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan dari rangka.
a.       Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri.Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf.Otak juga sebagai pusat penglihatan, pe
ndengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu
·         Otak depan (Prosoncephalon)
Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum).Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus.
·         Otak besar (Cerebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang. thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks. hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan mengatur kepentingan biologis lainnya.








·         Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
·         Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon.Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli.Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.
·         Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh.Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
·         Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak.Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.





·         Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang..

b.      Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.



Gambar: Penampang melintang sumsum tulang belakang

2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh
otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.








Gambar : Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

a.        Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang,yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu sa
    raf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf cranial. Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting. Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor. Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.
Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis
merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
 b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus jumbo sakralis
yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

b.       Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupundari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat praganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.



D.    FUNGSI SISTEM SARAF

 Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
Ø  Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
Ø  Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan memikirkannya.
Ø  Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
Ø  Mengekspresikan emosi.
Ø  Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain.


BAB III
   PENUTUP



A.    KESIMPULAN

            Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron

Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusia dibedakan menjadi 2, yaitu, sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi, mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari. sedangkan, sistem saraf tak sadar berfungsi, mengatur semua aktiivitas tubuh yang tidak kita sadari. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan


B.      SARAN

Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.



DAFTAR PUSTAKA

http://ikhauad.wordpress.com/category/sph-1-struktur-perkembangan-hewan/
http://materikuliah.org/mipa/struktur-dan-fungsi-sel.aspx
http://indonetedu.blogspot.com/2013/10/organ-pada-hewan-dan-fungsi.htm



^ “Nervous System”. Columbia Encyclopedia. Columbia University Press. 

http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/sistem-saraf-manusia/



^ a b c d e f Kandel ER, Schwartz JH, Jessel TM, ed (2000). “Ch. 2: Nerve cells and behavior”. Principles of Neural Science. McGraw-Hill Professional. ISBN 9780838577011. 

http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-saraf-manusia.html



^ Finger S (2001). “Ch. 1: The brain in antiquity”. Origins of neuroscience: a history of explorations into brain function. Oxford Univ. Press. ISBN 9780195146943. ^ Finger, pp. 43–50



^ a b Sakarya O, Armstrong KA, Adamska M, et al. (2007). “A post-synaptic scaffold at the origin of the animal kingdom”. PLoS ONE 2 (6): e506. doi:10.1371/journal.pone.0000506. PMID 17551586. 










Paste it into the HTML of https://supricever.blogspot.com, between the and tags

Power Point Protozoa